Ibukota Angola, Luanda (AP Photo) |
Tokyo menempati posisi kedua dalam daftar itu, disusul oleh Ibukota Chad, N'Djamena. Pendatang baru dalam Sepuluh Besar daftar kota termahal versi ekspatriat adalah Singapura, yang naik ke peringkat delapan, dan Sao Paulo di Brazil, yang loncat dari posisi 21 ke peringkat ke-10.
Survei Mercer itu melibatkan para ekspat di 214 kota terkemuka di dunia. Penelitian tersebut berdasarkan harga makanan, tempat tinggal, transportasi dan pakaian. New York City menjadi patokan perbandingan, karena semua harga diukur dengan mata uang dolar AS.
Sebagai kota paling mahal se-Eropa, Moskow dalam survei skala global justru berada di peringkat empat selama dua tahun berturut-turut. Jenewa berada di posisi lima. Ibukota Inggris, London, justru masih berada di luar Sepuluh Besar, bahkan tahun ini turun satu peringkat menjadi 18.
Menurut Times of India, Angola mengundang daya tarik para ekspatriat untuk bekerja di sana karena kaya akan minyak. Berhubung banyak kebutuhan pokok di Angola berupa produk impor, otomatis inflasi di sana membumbung tinggi.
Kendati memiliki kota termahal di dunia dan minyak mentah yang melimpah, Angola sendiri masih tergolong negara miskin. Situasi keamanan di negeri Afrika bagian selatan itu masih labil setelah dilanda Perang Saudara selama 27 tahun. sumber• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment