malindofm.com |
Ashley awalnya tidak berniat menjadi seorang wanita panggilan, namun hal tersebut harus ditempuhnya sejak dirinya bercita-cita menjadi pengacara namun orang tuanya mengatakan tidak ada biaya untuk menyekolahkannya ke universitas.
"I've made £ 300.000 as a hooker. But I wouldn't say I was happy (saya menghasilkan 300 ribu poundterling sebagai pelacur. Tetapi saya tidak akan mengatakan bahwa saya bahagia)," ujar Ashley seperti dikutip dari newsoftheworld.co.uk.
Ashley pun menerangkan pertama kali dirinya terjun ke dunia esek-esek tersebut setelah seorang temannya mengajaknya untuk bergabung ke dalam agensi lady escort di London.
Pertama "bekerja", Ashley menilai pekerjaan tersebut jauh dari kemewahan. Klien pertamanya adalah seorang pengacara gendut yang berasal dari Travelodge. Usai bercinta, Ashley menceritakan pengacara tersebut ngorok di atas tubuhnya yang terlentang dengan mulutnya yang bau. Walaupun begitu, Ashley tetap "bersyukur" karena setidaknya mendapat uang.
Pengalaman tidak menyenangkan lainnya yang dialami Ashley adalah melayani kliennya di hotel yang penuh kecoa. Saat itu kliennya memaksa masuk ke dalam pakaiannya sebelum berhubungan seks.
Setelah dua bulan menekuni pekerjaannya, Ashley telah mengantongi uang sebesar 2 ribu poundsterling atau saat itu sekitar Rp 28 juta. Awalnya dengan uang tersebut ia ingin mendaftar ke universitas, namun urung dilakukan karena ada agensi lain yang menawarkan penghasilan 5.000-10 ribu poundsterling per booking dan berkesempatan berkeliling dunia.
Berpindah agensi membuat Ashley mulai menemui klien berkelas. Saat itu dia melayani pebisnis Amerika yang mengajaknya makan malan di restoran Michelin di Mayfair, London. Pebisnis itu juga membelikan Ashley sebuah pakaian warna hitam dan seikat bunga sebelum mengajaknya tidur disebuah hotel dengan bayaran 5.000 poundsterling semalam.
"Ternyata pebisnis itu sudah mempunyai istri. Saya membayangkan bagaimana perasaan istrinya jika tahu kami minum anggur dan makan malam bersama sebelum berakhir di ranjang," terang Ashley.
Dari semua kliennya, pekerjaan terbesar Ashley adalah saat melayani tiga orang pria Arab di Abu Dhabi. Ashley melayani tiga pria tersebut di hotel Emirates Palace yang merupakan hotel bintang tujuh dimana semua deknya berlapis emas.
Dikatakannya, pria Arab menyukai wanita barat, dan malam itu ia dibayar 20 ribu poundsterling semalam. Pertemuannya dengan para gadis di Abu Dhabi pun menguak cerita bahwa banyak gadis disana yang menjadi lady escort untuk mengeruk uang berlimpah.
Di akhir ceritanya, Ashley menuturkan dirinya lelah telah tidur dengan lebih dari 500 pria. Ashley menyimpulkan dari pekerjaannya selama ini, membuat dirinya berpikir untuk tidak mempercayai pria karena mereka semua dikendalikan oleh benda yang terletak di antara selangkangannya.
Sebuah trauma yang parah, karena pada kenyataannya tidak semua pria demikian. Pun, prostitusi telah menimbulkan efek negatif sangat buruk bagi pelacur kaya tersebut.kutipan-tribunnews.com
0 comments:
Post a Comment